November 15, 2008

Tentang Cinta

*Nirmala's translation on "The Prophet: On Love" by Kahlil Gibran*


Lalu Almitra berkata, “Katakan kepada kami tentang Cinta.”

Dan ia mengangkat kepalanya serta menatap orang-orang di sekelilingnya, dimana kesunyian meliputi mereka. Lalu dengan suara bijak ia berkata:

Saat engkau memutuskan untuk mengikuti cinta,

Walaupun jalannya sulit dan terjal.

Dan saat sayap-sayapnya memelukmu rapat,

Walau pedang tersembunyi di antara sayap itu dapat melukaimu. Dan saat ia berucap kepadamu penuh keyakinan,

Meski suaranya dapat menghancurkan mimpi-mimpimu seperti angin utara yang memporak-porandakan taman.

Demi cinta yang menjadi mahkotamu sehingga ia dapat menyiksamu. Walau ia ada untukmu tumbuh sehingga iapun bisa memotongmu.

Walau ia dapat melayang di tempat ketinggianmu dan mengusap ranting-ranting rapuhmu yang bergetar di bawah mentari,

Hingga ia mampu turun ke akarmu dan menggoyang pelukanmu ke bumi. Seperti sekumpulan pipih jagung, ia membuatmu menyatu dengannya.

Ia melucutimu dan menelanjangimu.

Ia menarikmu keluar dari sangkarmu.

Ia meluluhkanmu hingga lantak.

Ia menyentuhmu ke titik terlembutmu;

Dan kemudian ia menuntunmu ke api suci, sehingga engkau menjadi sajian suci bagiNya.

Semua ini maha karya cinta hingga engkau membuka rahasia hatimu, serta pada akhirnya menjadi bagian dari jantung Kehidupan.

Namun jika dalam ketakutan engkau hanya mencari kedamaian dan kenikmatan cinta,

Lebih baik untukmu jika engkau tutup keterbukaanmu dan tergolek pada lantai cinta,

Menuju dunia tanpa musim dimana engkau akan tertawa, namun bukan semua tawamu, dan tersedu, namun bukan tangismu.

Cinta tidak lain hanya memberi cinta pun jua mengambil cinta.

Cinta memiliki namun jua tak bisa dimiliki; Karena cinta cukup untuk cinta. Saat engkau mencinta, janganlah berucap,”Tuhan ada dalam hatiku,” namun katakan, “Aku ada dalam hatiNya.”

Dan jangan kira engkau mampu mengarahkan cinta, jika engkau layak, cinta akan mengarahkanmu.

Cinta tak berhasrat selain memenuhi cinta itu sendiri.

Namun jika engkau mencinta dan patut berhasrat, miliki hasrat-hasrat ini:

Mengalir seperti alur sungai yang mengalun menuju malam.

Mengetahui kepedihan atas terlampau banyak kelembutan.

Terluka karena pemahamanmu sendiri atas cinta;

Dan berdarahlah atas kemauanmu sendiri penuh cita.

Terbangun di kegelapan pagi dengan hati lapang serta bersyukur atas hari penuh cinta;

Terbaring di siang hari dan merenungkan kenikmatan cinta;

Kembali pulang di senja hari penuh syukur;

Lalu tidur dengan doa kepada yang terkasih di hatimu dan pujian yang mengalir dari bibirmu.


0 comments: